Review: Salt

| Kamis, 06 Januari 2011 | |

"Salt, the name of the agent is Evelyn Salt"

Salt (2010)
Evelyn Salt (Angelina Jolie) ialah seorang agen CIA yang dilatih khusus untuk menjadi mata-mata. Nasib sial menimpa dirinya ketika seorang pembelot Rusia, Vassily Orlov (Daniel Olbrychski) tiba-tiba datang ke kantor rahasia CIA dan mengatakan rencana seorang mata-mata untuk membunuh presiden Rusia yang akan mengunjungi Amerika untuk menghadiri pemakaman wakil presiden Amerika saat itu. Orlov mengatakan bahwa agen rahasia tersebut bernama Evelyn Salt. Merasa ditipu, Salt yang panik pun berusaha melarikan diri dari gedung tersebut dan kecurigaan rekan-rekan kerjanya, termasuk Ted Winter (Liev Schreiber) dan Peabody (Chiwetel Ejiofor), untuk memastikan keselamatan suaminya, Michael Krause (August Diehl).
Tindakannya untuk menyelamatkan dirinya itu ternyata menambah kecurigaan bagi Salt. Aksi kejar mengejar pun harus terjadi antara Salt dan para agen CIA. Seiring waktu berjalan, mulailah terungkap misteri-misteri dibalik identitas asli Salt, pengkhianatan dalam CIA serta rencana besar yang mampu menyebabkan perang dunia.

Bukan rahasia lagi bahwa Salt ini awalnya adalah sebuah script yang ditunjukkan untuk Tom Cruise. Ketika aktor papan atas tersebut mundur, Angelina Jolie pun mengambil alih peran Salt setelah skenarionya disesuaikan dengan Jolie. Menjadi action chick sepertinya memang suatu kelebihan Jolie. Dimulai dengan Lara Croft dan sekuelnya hingga Mr. & Mrs. Smith, adegan-adegan action yang Jolie mainkan lumayan asik untuk dinikmati, apabila Jolie dianugerahi tubuh yang.... (isi sendiri). Tetapi entah kenapa, film ini kok agak kurang greget ya, terasa nanggung aja. Padahal film ini salah satu film dalam daftar Most Awaited Film buatan gw awal tahun lalu.

Mengharapkan film aksi yang mendebarkan, I ended up really disappointed. Yaah bisa dibilang adegan aksi dalam film ini standar banget, gak terlalu outstanding, walaupun sebenarnya masih dalam kategori layak dinikmati. Tapi kebanyakan menurut gw kurang masuk akal. I mean, come on, lompat bebas dari subway yang lagi jalan? Aksi terbang-terbangan di lift? Terjun bebas dari helikopter ke sebuah danau? Atau adegan loncat-loncatan antara truk dan kontainer yang terlewat klise? Sepertinya tokoh Salt memang diciptakan untuk menjadi seorang yang tahan banting, but unfortunately, I didn't buy it. Too over-the-top. Walaupun memang karakter ini dibuat kuat dengan resume bela diri yang baik, gw masih tidak percaya kalo seseorang bisa se-super ini, tanpa luka sedikit pun (ada sih, cuman dikit). Se-super apapun tokoh ini dibuat, rasanya tidak mungkin aja manusia bisa se-super itu. Lagi pula menurut gw Angelina Jolie memainkan Salt tidak istimewa-istimewa banget. Hmm gw agak heran ada beberapa adegan di trailernya yang entah kenapa gak ada di film, termasuk adegan sex-scenenya, lol. Apakah memang dihilangkan dari sananya atau di sensor di Indonesia ya?

As for Salt character, layaknya Inception, tokoh ini memiliki beberapa layer yang membuat kita bertanya-tanya sebenernya dimana sih Salt ini berpihak. Oke, agak spoiler sih, tapi bodo ah. Lack of character development juga menjadi faktor mengapa gw tidak terlalu simpati dengan Salt. Mengelabui musuh-musuhnya pun memang menjadi salah satu kelebihan karakter ini, sama seperti mengelabui penonton. Entah kenapa gw sepertinya udah bisa menebak dari awal siapa sebenarnya Salt hingga alasan mengapa ia melakukan hal-hal yang ia lakukan dalam film ini. From the moment she tried to run, actually. Oiya, ada satu alasan klise yang juga disinggung dalam film ini: love conquers all. Mau sekeras apapun lo di-didik, sekuat apapun lo di-trained, at the end of the day, it's all about the ones you love. Ini juga tidak membuat gw berpihak sama Salt karena menurut gw alasan itu cuman bullshit. Lah wong chemistry antara Salt dan sang suami, Mike aja jarang ditampilin, kalo ditampilin pun malah gak ada sparknya. Jadi ya gw tidak begitu percaya kalo Salt ini melakukan hal-hal tersebut atas nama cinta. Blaaah.

Kembali ke masalah film, Salt bisa dibilang memiliki beberapa plot holes yang cukup mengganggu. Naskah yang ditulis oleh Kurt Wimmer ini sebenarnya memiliki premis yang menarik sayangnya tidak disusun dengan sempurna. Gw masih agak heran mengapa seorang agen Rusia, hmm gak seorang juga sih, bisa dengan mudah menyusup ke dalam CIA, ataupun event yang dijaga ketat hingga masuk ke White *freakin* House. Possible sih sebenarnya tapi kayaknya agak dipaksakan. Endingnya yang malah makin menambah banyak pertanyaan sebenarnya bukan keputusan yang buruk, mungkin hint untuk dibuat sekuel film ini. Pertanyaannya adalah apakah akan ada? Melihat dari hasil film ini yang tidak begitu fantastis, sepertinya chance nya masih tipis. But it's Hollywood after all...

Sedikit out of this movie topic, sebenarnya ada satu hal yang menggelitik yang selalu gw pertanyakan di film-film action seperti ini. Bagaimana ya nasib orang-orang yang tanpa sengaja dirugikan oleh tingkah para karakter dalam film ini? Selain petugas-petugas yang mati sia-sia melawan ke-terlalu-superan tokoh utama, juga pemilik mobil-mobil yang rusak, pengendara motor yang motornya dicuri Salt, nasib room service yang laundry bajunya dicuri Salt, dsb. Hahaha rada ga penting sih, cuman gw rada kasian aja dengan kalo mikirin nasib-nasib orang yang tidak berdosa dan tidak tahu menahu sama apa yang terjadi sama mereka. Whos gonna pay for that? Well shit happens.

Salt bukan film yang jelek, tapi tentu saja bukan film yang bagus juga. Kalo boleh jujur, agak nyesel juga sih nonton film ini, untungnya dibayarin. Sebagai tontonan hiburan, Salt memang masih bisa dinikmati sebagai film yang cukup memacu adrenalin karena pace yang lumayan cepat. Twist-twist dalam film ini juga mungkin mampu membuat penonton tertipu dan menyukai film ini. Lupakan lah plot holes yang sebenarnya cukup mengganggu, ataupun adegan aksi yang tidak mungkin. Niat film ini memang untuk menghibur, sayang niatnya tidak terpenuhi dengan sempurna. Dalam beberapa bulan juga film ini akan mudah dilupakan. Lebih baik duitnya buat nonton Inception lagi hahaha Layaknya summer movie kebanyakan, film ini akan terlupakan in a matter of months, maybe weeks. Yah anggap saja Salt hanyalah suatu film yang dapat mengisi kekosongan kalo gak ada kerjaan.