Review: The Town

| Senin, 14 Februari 2011 | |

Setelah melakukan debut penyutradaraannya lewat Gone Baby Gone (2007), yang berhasil membuat dunia melirik Ben Affleck sebagai seorang sutradara baru yang potensial serta mengembalikan citra baik dirinya, aktor berusia 38 tahun tersebut kembali ke kursi penyutradaraan, sekaligus bertindak sebagai seorang penulis naskah, lewat The Town, sebuah thriller yang diadaptasi dari novel Chuck Hogan berjudul Prince of Thieves. Kembali mengandalkan kota Boston sebagai latar belakang lokasi ceritanya, The Town berhasil kembali membuktikan bahwa kesuksesan Affleck sebagai seorang sutradara Gone Baby Gone bukanlah sebuah kebetulan belaka.
Tidak hanya duduk di kursi sutradara dan mengerjakan naskah film ini bersama Peter Craig dan Aaron Stockard, Affleck juga memerankan karakter utama dalam The Town, Doug McRay. Doug, seorang pria dengan obsesi menjadi seorang pemain hockey yang gagal, kini menghabiskan waktunya bersama ketiga temannya, James Coughlin (Jeremy Renner), Arbert Magloan (Slaine) dan Desmond Elden (Owen Burke), dengan menjadi sekelompok perampok profesional. Dalam perampokan terakhir yang terjadi di sebuah bank, Doug malah jatuh cinta dengan manajer bank tersebut, Claire Keesey (Rebecca Hall) – yang kemudian membuat kelompoknya, khususnya James, menjadi merasa sedikit terganggu.
Keberadaan kelompok perampok yang diotaki oleh Doug ini kemudian mulai tercium keberadaannya oleh agen FBI, Adam Frawley (Jon Hamm), yang semakin merasa terobsesi untuk menangkap Doug dan kawanannya. Adam kemudian memulai penyelidikannya, yang menggiringnya untuk menemui Krista Coughlin (Blake Lively), adik dari James sekaligus mantan kekasih Doug, yang masih merasa sakit hati akibat ditinggalkan oleh Doug. Lewat Krista, Adam mendapatkan beberapa keterangan yang kemudian mengancam rencana Doug dan kawanannya dalam melakukan tindakan perampokan selanjutnya.
Mungkin, sedikit sulit untuk membicarakan sebuah film yang bertema mengenai sekumpulan perampok tanpa membicarakan Heat (1995), sebuah film bertema sama karya Michael Mann, yang begitu fenomenal sehingga menjadi bahan perbandingan setiapkali film bertema sama dirilis. Ben Affleck sepertinya juga mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan dari Heat – Affleck secara cerdas menggunakan ritme dari film tersebut dimana intensitas film terus meningkat setiap film ini berjalan serta melakukan gaya eksekusi yang hampir serupa dengan apa yang dilakukan Mann dalam filmnya.
Walau begitu, ada banyak hal yang dapat dikagumi dari The Town – sebuah karya yang sepertinya melengkapi masa rehabilitasi karir seorang Ben Affleck. Selain mampu menjaga intensitas film ini dengan cukup baik, Affleck ternyata terbukti mampu mengeluarkan kemampuan akting terbaik dari setiap jajaran pemeran filmnya, termasuk kemampuan aktingnya sendiri yang sepertinya telah begitu lama tidak terlihat. The Town menampilkan begitu banyak kapasitas akting yang sangat memuaskan. Jeremy Renner sepertinya akan menjadi perwakilan The Town dari departemen akting di ajang Academy Awards mendatang. Rebecca Hall kembali tampil dan membuktikan bahwa ia adalah aktris yang sangat dapat dihandalkan – dan hanya membutuhkan sebuah peran utama krusial yang dapat melesatkan namanya. Dua aktor senior, Chris Cooper dan Pete Postlethwaite, juga mampu menampilkan permainan terbaik mereka bahkan dengan durasi tayang yang sangat singkat. Affleck juga mampu mengeluarkan kemampuan akting prima dari seorang Blake Lively – bintang serial TV Gossip Girl yang sebenarnya telah terlihat kemampuan akting wataknya di The Private Lives of Pippa Lee (2009).
Jika ada satu hal yang dapat dikeluhkan dari The Town – dan faktor utama yang membuatnya tidak mampu melampaui kualitas yang dicapai Gone Baby Gone – adalah banyaknya faktor kesamaan The Town dengan Heat maupun film-film lain bertema sama. Tentu, Affleck masih mampu hadir dengan jalan cerita yang cukup menghibur namun naskah cerita The Town sebenarnya sangatlah sederhana dan kekurangan faktor kejutan yang mampu membuat film ini tampil standout jika dibandingkan dengan film-film sejenis. Jalinan kisah cinta yang terbentuk antara karakter Doug dan Claire juga tidak begitu mendapatkan perlakuan yang khusus, yang membuat kisah cinta tersebut menjadi kurang dapat begitu tampil menarik dan memikat.
The Town menjadi sebuah ajang pembuktian kemampuan Ben Affleck sebagai seorang sutradara – hal yang mungkin masih banyak dipertanyakan ketika ia sukses dalam merangkai Gone Baby Gone. Affleck terbukti handal dalam menjalin setiap adegan yang ada di film ini dengan tingkat intensitas yang begitu terjaga sehingga menjadikan The Town sangat dapat dinikmati dengan baik. Ia juga mampu mengeluarkan kemampuan akting terbaik setiap pemerannya yang semakin menambah keunggulan sisi dramatis dari cerita yang disajikan. Jalan cerita The Town sendiri memang cukup mudah ditebak, dengan beberapa bagian cerita terasa sedikit hambar. Namun secara keseluruhan, The Town mampu tampil dengan kualitas yang sangat memuaskan.