Saatnya Untuk Melawan
Dalam I Am Number Four, aktor muda asal Inggris, Alex Pettyfer, berperan sebagai Daniel, salah satu dari sembilan alien dari ras Lorien yang dikirimkan orangtuanya ke Bumi guna menyelamatkan mereka ketika para alien dari ras Mogadorian mencoba menghapus keberadaan ras Lorien dari catatan sejarah. John tidak sendirian. Sama seperti halnya dengan kedelapan alien lainnya yang dikirim ke Bumi – dan ditempatkan dalam lokasi yang saling berjauhan di Bumi – John memiliki Henry (Timothy Oliphant) yang bertugas sebagai pelindung dan pengasuh dirinya ketika ras Mogadorian melakukan pengejaran terhadap sembilan alien tersebut ke Bumi. Kesembilan alien tersebut masing-masing memiliki nomor pengenal sebagai identitas mereka. Alien pertama berhasil ditemukan dan dibunuh di Malaysia. Alien kedua berhasil ditemukan dan dibunuh di Inggris. Ketika alien ketiga juga berhasil ditemukan dan dibunuh pasukan Mogadorian di Kenya, Daniel, sebagai alien keempat, bersama Henry segera berpindah tempat agar keberadaan mereka tidak diketahui.
Selalu berpindah tempat sebenarnya bukan masalah besar bagi Daniel. Hal tersebut telah ia lakukan bersama Henry semenjak ia kecil ketika mereka menyadari bahwa lokasi tempat keberadaan mereka sekarang telah tercium oleh pasukan Mogadorian. Namun, hambatan terbesar bagi John Smith – nama yang digunakan Daniel setelah pindah ke daerah Paradise, Ohio – ternyata muncul dalam sesosok wanita bernama Sarah Hart (Dianna Agron). John merasa bahwa Sarah adalah wanita yang tepat untuknya. Ketika Henry mulai mencium bahwa pasukan Mogadorian telah mengetahui keberadaan dirinya dan John, ia lantas mengajak John pergi jauh dari wilayah tersebut – sesuatu hal yang jelas kemudian ditolak John atas dasar rasa cintanya pada Sarah yang mulai tumbuh.
Walau membawa tema science fiction di dalam jalan ceritanya, I Am Number Four sama sekali tidak menawarkan sebuah jalinan kisah rumit dan kompleks kepada para penontonnya. Wajar saja, naskah cerita film ini didasarkan pada novel remaja berjudul sama karya James Frey dan Jobie Hughes. Penulis naskah film ini juga merupakan deretan penulis naskah yang berpengalaman dalam menuliskan naskah-naskah serial televisi yang ditujukan untuk remaja – Alfred Gough dan Miles Millar berpengalaman dalam menuliskan naskah cerita serial televisi Smallville sementara Marti Noxon merupakan salah satu dari sekian banyak penulis naskah serial televisi populer, Buffy the Vampire Slayer. Pengaruh akan kesan sebuah serial televisi remaja memang dapat ditemukan dalam komposisi cerita I Am Number Four. Namun yang jelas, berkat kepiawaian sutradara, D. J. Caruso (Disturbia, 2007), jalinan cerita tersebut dapat dikemas dalam bentuk yang ringan dan tetap mampu menghibur.
Jujur saja, I Am Number Four memang sebuah film yang dikemas untuk pangsa pasar penonton yang lebih menikmati intrik jalinan sajian visual action daripada kompleksitas cerita drama yang dihadirkan. I Am Number Four juga beberapa kali hadir dengan beberapa adegan maupun dialog yang terkesan konyol serta berlebihan dan juga beberapa penampilan pemerannya yang sedikit terkesan kaku. Pun begitu, I Am Number Four tidak pernah benar-benar tampil komposisi yang buruk. Intrik yang dihadirkan di dalam jalan cerita disajikan dengan porsi yang tepat. Dialog-dialog para karakternya pun juga tidak pernah terdengar sangat dangkal. Yang paling utama, sajian special effect film ini cukup mampu menunjang I Am Number Four menjadi sebuah film popcorn yang menyenangkan.
Dari departemen akting, dua pemeran utama film ini, Alex Pettyfer dan Dianna Agron, tampil dalam porsi dan kapasitas yang tidak mengecewakan. Walau begitu, para pemeran pendukung film ini seringkali mendapatkan dialog maupun adegan yang terkadang akan mencuri banyak perhatian penonton. Callan McAulliffe, yang berperan sebagai Sam Goode, mendapatkan peran stereotype sebagai sahabat sang karakter utama yang nerd dan sering di-bully teman-teman sekolahnya. Pun begitu, naskah cerita sering memberikan dialog-dialog dan adegan jenaka pada karakter Sam, yang kemudian mampu dieksekusi dengan baik oleh McAuliffe.
Namun, dua penampilan yang mungkin dapat dikatakan paling banyak mencuri perhatian, walau dengan durasi penampilan yang sedikit, adalah penampilan aktor Kevin Durand yang berperan sebagai salah satu punggawa Megodorian dan aktris Teresa Palmer – versi pirang dari Kristen Stewart dari film The Sorcerer’s Apprentice (2010) – yang berperan sebagai alien asal Lorien keenam. Durand berhasil menampilkan penampilan yang garang sebagai salah satu anggota pasukan Megodorian, sementara Palmer tampil cukup panas sebagai seorang alien wanita dengan attitude pemberani dan liarnya. Beberapa nama lain seperti Timothy Oliphant dan Jake Abel juga tampil tidak mengecewakan, walaupun harus diakui sama sekali tidak berarti apapun akibat kurangnya penggalian peran yang mereka mainkan.
Terlepas dari keberadaan unsur alien dan science fiction dalam jalan cerita I Am Number Four, adalah cukup aman untuk mengatakan bahwa film ini tak lebih dari sekedar sebuah versi alternatif dari kisah percintaan remaja, lengkap dengan kehadiran beberapa lagu pop terkenal seperti Radioactive milik Kings of Leon atau Rolling in the Deep milik Adele yang menghiasi beberapa adegan film. Walau begitu, tak dapat disangkal bahwa I Am Number Four mampu dikemas dengan cukup baik. Berbagai intrik yang hendak dihantarkan film ini, mulai dari romansa, science fiction hingga action, mampu disampaikan dengan sederhana namun sangat mengena. D. J. Caruso berhasil untuk menceritakan kisah I Am Number Four dengan begitu menyenangkan untuk diikuti sehingga siapapun rasanya akan tidak sabar untuk mengetahui kelanjutan kisah perjalanan sang alien nomor empat dan para kawanannya dalam menyelamatkan diri mereka dari serangan kaum Megodorian di sekuel selanjutnya.